Page 7 - MENUAI SENJATA DI MASA DAMAI ESAI
P. 7
7
Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan akan membuat obyek tergalang dan bisa
mulai proses untuk meminta senjata (lihat No.6). Namun keberhasilan menggalang obyek
tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh kegigihan dan fokus tidaknya subyek dalam
melaksanakan tugas, namun juga perlu dilihat dari faktor keikhlasan target atau sasaran untuk
menyerahkan senjata api yang mereka miliki selama ini (lihat No.7). Hadiah (lihat No.8)
merupakan sarana kontak sekaligus ucapan terima kasih, beberapa responden tidak menampik
mereka memberikan ini ke mantan kombatan. Jika dilihat dari peristiwa penyerahan senjata
secara damai kepada Kodam IM, baik itu kepada satuan Kowil maupun satuan Non Kowil, tidak
ada mantan kombatan yang mau diekspos jati dirinya. Rata-rata senjata yang diserahkan
kepada aparat ditaruh di tempat tertentu, seperti di bawah kandang sapi maupun ditanam di
kebun/hutan sekitar. Sdr. Rahmat dan Sdr. Sopyan mengatakan ketika diwawancarai, secara
psikologis mantan kombatan juga memiliki komunitas. Komunitas tersebut memiliki aturan tidak
tertulis yang secara ketat akan melabeli seseorang yang menyerahkan senjata api ke aparat
sebagai pengkhianat. Responden mengatakan bahwa apabila mereka sudah di cap sebagai
pengkhianat dalam komunitas tersebut, maka keselamatan diri, jiwa dan keluarga mereka akan
menjadi taruhannya. Inilah pentingnya komitmen dan konsistensi dari prajurit (Dansat dan
anggota) untuk menjaga kerahasiaan identitas demi keselamatan diri, jiwa dan keluarga
sasaran. Setelah penyerahan senjata dilakukan, walau mereka tidak memiliki senjata lagi,
mereka tetap berguna bagi satuan sebagai panah (informan).
Faktor berpengaruh.
Ini perlu disampaikan oleh penulis dikarenakan tujuan penelitian salah satunya secara
praktis diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu bahan pelajaran yang dapat dipetik
(lessons learned) bagi pelaksanaan tugas serupa di lingkungan TNI khususnya di Kodam-
kodam lainnya yang berada di daerah konflik seperti di Papua dan Poso. Antropologi dan
sosiologi masyarakat Aceh yang merupakan daerah pasca konflik, adat istiadat, budaya dan
kearifan lokalnya serta agama yang homogen mayoritas muslim menjadi faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan ketika teori persuasi militer Oke 2020 akan diterapkan ke daerah lain
yang merupakan “gudang-gudang senjata ilegal” seperti Papua dan Poso. Karena hasil
penelitian sosial kadang kala butuh adaptasi dan tidak bisa diterapkan secara “apple to apple”.
Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a) Kemampuan